Brown-Bag Session (BBS) ke-5 telah dilaksanakan pada hari Senin, 29 April 2019 lalu di Ruang Rapat Besar Gedung A, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI), Depok. Acara dibuka oleh Harry B. Santoso, PhD, selaku Kepala Lab Digital Library & Distance Learning Fasilkom UI. Pada sesi kali ini, BBS menghadirkan seorang pembicara bernama Siti Hapsari Dyahningrum atau yang biasa dipanggil dengan Naning Utoyo. Naning adalah salah satu alumni Fasilkom UI angkatan tahun 2008 yang saat ini telah menjadi seorang profesional di bidang user experience (UX). Naning mendapatkan posisi sebagai UX Researcher di SP Digital yang berlokasi di negara patung Merlion, Singapura.
SP Digital merupakan salah satu bagian dari Singapore Power Group yang memiliki visi untuk mengembangkan dan meneliti pengembangan energi dengan bantuan teknologi secara berkelanjutan. Saat ini, SP Digital telah berkembang menjadi lebih dari 150 orang yang terdiri dari product owner, analyst, researcher, designer, dan engineer. SP Digital juga memiliki guiding principle yaitu, consumer-centered dan data-driven. Naning bersama tim nya bertanggung jawab untuk melakukan riset untuk menyempurnakan user experience produk yang dikembangkan sesuai dengan guiding principle tersebut.
Proses desain yang dilakukan oleh tim SP Digital mengadopsi proses-proses pada Design Thinking (IDEO), Design Sprint (Google Venture), dan juga Lean UX. Secara garis besar, ketiga proses tersebut terdiri dari tahap ideasi dan pengumpulan data dari calon pengguna, analisis hasil pengolahan data, kemudian melakukan perancangan solusi serta evaluasi solusi tersebut secara iteratif. Pengumpulan data yang dilakukan pada tahap awal tersebut, pada dunia UX dikenal dengan istilah user research.
User research dilakukan untuk mendapatkan pola perilaku pengguna, evaluasi usability, serta membantu menentukan prioritas pengembangan fitur. User research yang dilakukan di SP Digital mencakup kedua jenis data, yaitu data kualitatif yang dikumpulkan dari wawancara langsung dengan pengguna, maupun data kuantitatif yang diambil dari data tracker Google Analytics produk yang kembangkan. Kedua data tersebut penting karena saling mendukung satu sama lain. Data kuantitatif menunjukkan suatu hal yang terjadi, sedangkan data kualitatif menjawab mengapa hal tersebut itu terjadi.
Pada BBS kali ini, Naning secara spesifik membagikan pengetahuan dan pengalamannya mengenai user interview. User interview merupakan salah satu aktivitas user research yang dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dengan cara mewawancarai langsung pengguna mengenai masalah yang mereka hadapi saat menggunakan produk yang dikembangkan. Pada sesi tersebut, Naning membahas bagaimana cara menyiapkan user interview yang baik, melaksanakan user interview, serta mengolah hasil user interview yang telah dilakukan.
Persiapan yang harus dilakukan sebelum user interview adalah, menentukan tujuan user interview, metodologi yang digunakan, alur serta jadwal pelaksanaan, penentuan partisipan, serta menyiapkan pertanyaan. User interview dapat dilakukan secara remote maupun langsung di dunia nyata. Perekrutan partisipan user interview dapat dilakukan dengan memperhatikan karakteristik pengguna yang merupakan persona produk tertentu. Persiapan teknis dan adanya observer juga diperlukan agar user interview berjalan dengan lancar. Di tengah materi, Naning juga memberikan sesi interaktif dalam menentukan bentuk pertanyaan yang baik atau buruk untuk pelaksanaan user interview.
Saat pelaksanaannya, user interview secara garis besar terdiri dari lima babak, yaitu welcome, discovery, usability/sacrificial concept, debrief, dan measure. Pada saat awal pelaksanaan user interview hal yang dilakukan adalah menciptakan suasana nyaman dan menciptakan rasa percaya partisipan. Selama user interview berlangsung, researcher juga harus dapat aktif mendengarkan, memahami latar belakang, pola perilaku, dan masalah yang telah dihadapi partisipan. Pada saat akhir user interview, tanya kembali apakah ada pertanyaan lain yang ingin diajukan partisipan. User interview kemudian ditutup dengan penarikan kesimpulan dan terima kasih kepada partisipan.
Setelah pelaksanaan user interview kepada semua partisipan yang telah ditentukan, catat dan buat laporan dari berbagai insight dan masalah partisipan yang telah dikumpulkan. Kemudian ajak stakeholder lain yang membutuhkan untuk bersama sama menganalisis data dan menentukan prioritas pengembangan fitur yang akan dikembangkan berdasarkan hasil user interview tersebut. Proses kolaboratif ini sangat membantu tim SP Digital dalam mengembangkan produk yang customer-centric dan data-driven, sesuai dengan guiding principle mereka.
Sekitar 30 lebih partisipan hadir di acara BBS kali ini. Sebagian besar partisipan merupakan dosen Teknik Informatika dan Ilmu Komputer. Peserta tidak hanya hadir dari Depok dan Jakarta sekitarnya, tetapi juga dari Bandung. Mereka sangat antusias dengan materi yang dipaparkan. Ditambah lagi, UX ini merupakan bidang yang sedang banyak dibicarakan pegiat teknologi akhir-akhir ini. Setelah Naning membagikan materi, beberapa partisipan juga melontarkan berbagai pertanyaan baik mengenai kolaborasi tim SP Digital maupun pengalaman pelaksanaan user interview yang telah dilakukan Naning dan tim.